Sabtu, 25 Juli 2009

asal-usul Fany menjadi Ijo

Taon 2001
Masa SMA dimulai.. Tak 1pun orang di kelas 1-2 teman dekatku. Mereka tampak begitu asing. Seorang perempuan menyapaku.
“Hai, namaku Maya, kamu siapa?” tanya perempuan itu.
“Fany” jawabku malu-malu. Seperti biasa, bertemu dengan orang baru membuatku gugup, dan diam seribu bahasa).
Lalu Maya memperkenalkan 2 orang perempuan lagi di belakangnya, 1 berkulit hitam, dan 1 orangnya pendek. “Ini Leni, dan ini Mediana” sahut Maya sambil menunjukkan bahwa Leni adalah yang berkulit hitam, dan Mediana adalah yang pendek.
Akupun tersenyum, dalam hati aku bersyukur mengucap “Waah, untung ada yang mo nyapa, walo ga jadi sekelas sama Lia (Nangoi), dan Wenie (Palauw)”.
Tak perlu waktu yang lama untuk membuatku menjadi akrab dengan mereka bertiga, termasuk dengan teman-teman lelaki di kelasku. Aku dan Maya menjadi lebih cepat akrab, karena Maya lebih sering duduk di meja sebelahku. Dan Maya lah yang buat aku jadi cepet deket sama temen-temen lelaki, karena Maya ga pernah perduli kalo kita semua baru aja masuk dalam MOS (Masa Orientasi Sekolah), dalam 3 hari saja waktu MOS berlangsung, aku dan Maya sudah hampir dikenal semua teman sekelas, berkat Maya yang tiap pagi bagi-bagi permen gratis ke anak-anak lelaki yang pada kelaperan.
Suatu pagi…
Salah satu anak lelaki bernama Wisnu, yang punya Pilak segedhe jempol di antara pelipis, dan telinga sebelah kiri, yang buat dia dipanggil SiPil (Si Pilak), ngajakin aku ngobrol tentang tokoku.
“Ooo, jadi nama tokone kamu itu Toko Ijo? Jual apa aja? Aku pesen bet nama oow…” ujar Pilak.
“Iya, kenapa? Terkenal kan tokoku? Hehehe.. Jual seragam, dll. Kamu mau pesen nama berapa?” tanyaku.
“Bisane diarani Toko Ijo sih? Udah aja kamu yang dipanggil Ijo, kan enak.. Hahahhahaa..” kata wisnu sambil bercanda.
Belum sempat aku menjawab pertanyaan dari SiPil, semua teman-teman udah keburu denger candaan SiPil, dan akhirnya lenyap sudah nama Fany di SMA PIUS angkatan 2001-2004… Nama Fany telah berganti menjadi Ijo. Dan terkenal tidak hanya di kalangan para murid-murid seangkatan, tapi juga di kalangan kakak-adik kelas, bahkan para guru.
Contoh pasti guru yang memanggilku Ijo: Bu Luluk guru PPKN dan Antropologi (kelas 3), Pak Priyo guru Bahasa Inggris.
Dan begitu lucunya adik-adik kelas yang memanggilku dengan sebutan “Je Ijo!!”
Sampai sekarangpun nama Ijo masih berkumandang di telingaku, dan tentu saja telinga teman-temanku. Jika aku menggunakan nomer HP baru, maka harus kutulis dari: Fany-Ijo, sebab kalo nulisnya Cuma Fany, ntar dikirain Fany yang mana getu..
Rindu masa-masa tersebut…

0 Cuapan:

Posting Komentar