kenapa ya?
kalo ketemu orang yang disukai, dicintai, disenengi, aku jadi gak berkutik?
bibir kelu, wajah kaku, jantung beku, mata terpaku..
orang bilang LUPAKAN DIA!!!
tapi aku gak bisa..
orang bilang CARI YANG LAIN!!!
tapi tak ada...
aku bertanya HARUS BAGAIMANA TUK LUPAKANMU???
tak terjawab..
letih ku mencintaimu..
lelah ku memandangimu..
capek ku berusaha..
untuk lupakan dirimu..
sekarang kusudahi saja..
sekarang kuhentikan saja..
mencintaimu..
memandangmu..
melupakanmu..
semua hal itu..
membuatku sakit..
Selasa, 28 Juli 2009
Minggu, 26 Juli 2009
awal dan akhir
Brknalan dngnmu
aku trsenyum kaku
Tau namamu
trnyata nama palsu
Entah salah ucap
atau telingaku sakit
Tapi dalam sekejap
hatiku kau rebut dan tak kau rakit
Awalnya tak berasa
makin lama makin cinta
Oh aku sungguh berdosa
pada dia yg menderita
Tapi aku tak kuasa
dan aku tak berdaya
Cinta yg kurasa
semakin berbahaya
Aku ingin hapus
aku ingin berhenti
Tapi usahaku pupus
menjadi tak berarti
Bagaimana ini?
Kenapa begini?
Haruskah seperti ini?
Akhirnya sekarang
aku terjebak
Dalam perang
hatiku yg telah retak
Kini ku tak mau lagi
ku kenal, ku dekat dan ku pandangi
Ku hanya mau berbagi
pada org yg kusayangi
to: sampek
aku trsenyum kaku
Tau namamu
trnyata nama palsu
Entah salah ucap
atau telingaku sakit
Tapi dalam sekejap
hatiku kau rebut dan tak kau rakit
Awalnya tak berasa
makin lama makin cinta
Oh aku sungguh berdosa
pada dia yg menderita
Tapi aku tak kuasa
dan aku tak berdaya
Cinta yg kurasa
semakin berbahaya
Aku ingin hapus
aku ingin berhenti
Tapi usahaku pupus
menjadi tak berarti
Bagaimana ini?
Kenapa begini?
Haruskah seperti ini?
Akhirnya sekarang
aku terjebak
Dalam perang
hatiku yg telah retak
Kini ku tak mau lagi
ku kenal, ku dekat dan ku pandangi
Ku hanya mau berbagi
pada org yg kusayangi
to: sampek
cintaku yang sekarang dan yang telah terkubur
awalnya..
terasa aneh..
di hatiku tak ada namamu..
di otakku tak terpikir dirimu..
saat itupun sudah ada yang mengisi ruang hatiku..
tapi..
seiring bergulirnya waktu..
aku seperti tak kuasa..
aku mengakhiri semuanya..
membenahi hatiku..
menatanya..
dan mengubur dia..
setelah Tuhan memanggil dia..
Aku merasa bersalah..
tapi tak mau disalahkan..
yang bukan salahku..
akupun semakin menguburnya..
melupakannya..
dan aku sekarang..
melihatmu..
memimpikanmu..
merindukanmu..
memikirkanmu..
dan mengisi hatiku...
penuh dengan bayanganmu..
mengapa begitu sulit?
memalingkan wajahku..
membuatmu nyata..
membencimu..
melupakanmu..
dan mengosongkan hatiku..
kembali sendiri..
terasa aneh..
di hatiku tak ada namamu..
di otakku tak terpikir dirimu..
saat itupun sudah ada yang mengisi ruang hatiku..
tapi..
seiring bergulirnya waktu..
aku seperti tak kuasa..
aku mengakhiri semuanya..
membenahi hatiku..
menatanya..
dan mengubur dia..
setelah Tuhan memanggil dia..
Aku merasa bersalah..
tapi tak mau disalahkan..
yang bukan salahku..
akupun semakin menguburnya..
melupakannya..
dan aku sekarang..
melihatmu..
memimpikanmu..
merindukanmu..
memikirkanmu..
dan mengisi hatiku...
penuh dengan bayanganmu..
mengapa begitu sulit?
memalingkan wajahku..
membuatmu nyata..
membencimu..
melupakanmu..
dan mengosongkan hatiku..
kembali sendiri..
Sabtu, 25 Juli 2009
suka, lupa, cinta, mati
langit malam
bertabur bintang-bintang
di langit yang kelam..
membuatku ingin melayang..
aku ingin bersamamu
tapi ku tak akan bisa
ku tak akan mampu
ungkapkan semua rasa di dada
jatungku
berdegup kencang
kacau
berkumandang
kau bagai benda termahal
yang tak dapat kubeli
kau pelit dalam segala hal
bahkan senyum tak pernah kau beri
aku merana
karena kau anggap aku hina
hatiku melepuh
karena kau bersikap acuh
menyukai dirimu begitu menyiksa
tapi aku menikmati
melupakanmu, aku tak kuasa
lebih sulit dari mati
bertabur bintang-bintang
di langit yang kelam..
membuatku ingin melayang..
aku ingin bersamamu
tapi ku tak akan bisa
ku tak akan mampu
ungkapkan semua rasa di dada
jatungku
berdegup kencang
kacau
berkumandang
kau bagai benda termahal
yang tak dapat kubeli
kau pelit dalam segala hal
bahkan senyum tak pernah kau beri
aku merana
karena kau anggap aku hina
hatiku melepuh
karena kau bersikap acuh
menyukai dirimu begitu menyiksa
tapi aku menikmati
melupakanmu, aku tak kuasa
lebih sulit dari mati
asal-usul Fany menjadi Ijo
Taon 2001
Masa SMA dimulai.. Tak 1pun orang di kelas 1-2 teman dekatku. Mereka tampak begitu asing. Seorang perempuan menyapaku.
“Hai, namaku Maya, kamu siapa?” tanya perempuan itu.
“Fany” jawabku malu-malu. Seperti biasa, bertemu dengan orang baru membuatku gugup, dan diam seribu bahasa).
Lalu Maya memperkenalkan 2 orang perempuan lagi di belakangnya, 1 berkulit hitam, dan 1 orangnya pendek. “Ini Leni, dan ini Mediana” sahut Maya sambil menunjukkan bahwa Leni adalah yang berkulit hitam, dan Mediana adalah yang pendek.
Akupun tersenyum, dalam hati aku bersyukur mengucap “Waah, untung ada yang mo nyapa, walo ga jadi sekelas sama Lia (Nangoi), dan Wenie (Palauw)”.
Tak perlu waktu yang lama untuk membuatku menjadi akrab dengan mereka bertiga, termasuk dengan teman-teman lelaki di kelasku. Aku dan Maya menjadi lebih cepat akrab, karena Maya lebih sering duduk di meja sebelahku. Dan Maya lah yang buat aku jadi cepet deket sama temen-temen lelaki, karena Maya ga pernah perduli kalo kita semua baru aja masuk dalam MOS (Masa Orientasi Sekolah), dalam 3 hari saja waktu MOS berlangsung, aku dan Maya sudah hampir dikenal semua teman sekelas, berkat Maya yang tiap pagi bagi-bagi permen gratis ke anak-anak lelaki yang pada kelaperan.
Suatu pagi…
Salah satu anak lelaki bernama Wisnu, yang punya Pilak segedhe jempol di antara pelipis, dan telinga sebelah kiri, yang buat dia dipanggil SiPil (Si Pilak), ngajakin aku ngobrol tentang tokoku.
“Ooo, jadi nama tokone kamu itu Toko Ijo? Jual apa aja? Aku pesen bet nama oow…” ujar Pilak.
“Iya, kenapa? Terkenal kan tokoku? Hehehe.. Jual seragam, dll. Kamu mau pesen nama berapa?” tanyaku.
“Bisane diarani Toko Ijo sih? Udah aja kamu yang dipanggil Ijo, kan enak.. Hahahhahaa..” kata wisnu sambil bercanda.
Belum sempat aku menjawab pertanyaan dari SiPil, semua teman-teman udah keburu denger candaan SiPil, dan akhirnya lenyap sudah nama Fany di SMA PIUS angkatan 2001-2004… Nama Fany telah berganti menjadi Ijo. Dan terkenal tidak hanya di kalangan para murid-murid seangkatan, tapi juga di kalangan kakak-adik kelas, bahkan para guru.
Contoh pasti guru yang memanggilku Ijo: Bu Luluk guru PPKN dan Antropologi (kelas 3), Pak Priyo guru Bahasa Inggris.
Dan begitu lucunya adik-adik kelas yang memanggilku dengan sebutan “Je Ijo!!”
Sampai sekarangpun nama Ijo masih berkumandang di telingaku, dan tentu saja telinga teman-temanku. Jika aku menggunakan nomer HP baru, maka harus kutulis dari: Fany-Ijo, sebab kalo nulisnya Cuma Fany, ntar dikirain Fany yang mana getu..
Rindu masa-masa tersebut…
Masa SMA dimulai.. Tak 1pun orang di kelas 1-2 teman dekatku. Mereka tampak begitu asing. Seorang perempuan menyapaku.
“Hai, namaku Maya, kamu siapa?” tanya perempuan itu.
“Fany” jawabku malu-malu. Seperti biasa, bertemu dengan orang baru membuatku gugup, dan diam seribu bahasa).
Lalu Maya memperkenalkan 2 orang perempuan lagi di belakangnya, 1 berkulit hitam, dan 1 orangnya pendek. “Ini Leni, dan ini Mediana” sahut Maya sambil menunjukkan bahwa Leni adalah yang berkulit hitam, dan Mediana adalah yang pendek.
Akupun tersenyum, dalam hati aku bersyukur mengucap “Waah, untung ada yang mo nyapa, walo ga jadi sekelas sama Lia (Nangoi), dan Wenie (Palauw)”.
Tak perlu waktu yang lama untuk membuatku menjadi akrab dengan mereka bertiga, termasuk dengan teman-teman lelaki di kelasku. Aku dan Maya menjadi lebih cepat akrab, karena Maya lebih sering duduk di meja sebelahku. Dan Maya lah yang buat aku jadi cepet deket sama temen-temen lelaki, karena Maya ga pernah perduli kalo kita semua baru aja masuk dalam MOS (Masa Orientasi Sekolah), dalam 3 hari saja waktu MOS berlangsung, aku dan Maya sudah hampir dikenal semua teman sekelas, berkat Maya yang tiap pagi bagi-bagi permen gratis ke anak-anak lelaki yang pada kelaperan.
Suatu pagi…
Salah satu anak lelaki bernama Wisnu, yang punya Pilak segedhe jempol di antara pelipis, dan telinga sebelah kiri, yang buat dia dipanggil SiPil (Si Pilak), ngajakin aku ngobrol tentang tokoku.
“Ooo, jadi nama tokone kamu itu Toko Ijo? Jual apa aja? Aku pesen bet nama oow…” ujar Pilak.
“Iya, kenapa? Terkenal kan tokoku? Hehehe.. Jual seragam, dll. Kamu mau pesen nama berapa?” tanyaku.
“Bisane diarani Toko Ijo sih? Udah aja kamu yang dipanggil Ijo, kan enak.. Hahahhahaa..” kata wisnu sambil bercanda.
Belum sempat aku menjawab pertanyaan dari SiPil, semua teman-teman udah keburu denger candaan SiPil, dan akhirnya lenyap sudah nama Fany di SMA PIUS angkatan 2001-2004… Nama Fany telah berganti menjadi Ijo. Dan terkenal tidak hanya di kalangan para murid-murid seangkatan, tapi juga di kalangan kakak-adik kelas, bahkan para guru.
Contoh pasti guru yang memanggilku Ijo: Bu Luluk guru PPKN dan Antropologi (kelas 3), Pak Priyo guru Bahasa Inggris.
Dan begitu lucunya adik-adik kelas yang memanggilku dengan sebutan “Je Ijo!!”
Sampai sekarangpun nama Ijo masih berkumandang di telingaku, dan tentu saja telinga teman-temanku. Jika aku menggunakan nomer HP baru, maka harus kutulis dari: Fany-Ijo, sebab kalo nulisnya Cuma Fany, ntar dikirain Fany yang mana getu..
Rindu masa-masa tersebut…
Langganan:
Postingan (Atom)