Rabu, 14 April 2010

Lantunan Rembi

tersudut di tubir maut
jantungku bernyanyi serupa derap kaki para pelari
harapan berkecipak di palung hati, mengaliri nadi
tanpa nada sumbang terlantun ayat-ayat

terpahat dalam hasrat
jerit hati menyayat seluruh ingat
terpurukku dalam kenangan singkat
benamkan jemariku dalam tanganmu yang terbuka

bibir mengerucut dambakan sapa
masih rindukan kecupmu di atas mata
masih ingin tetap bersama

berjuanglah, Bunda
dalam genggam doa-doa
keluarga yang berhutang tak terbalas
engkau sebagai imam
kami sujud di belakang
penuh pasrah, penuh pinta

aku yang belum membasuh kaki Bunda
dengan satu titip cinta dan belah jiwa
sedalam peluh dan airmata melafaz
ingin kusemat asa yang terlingkar janji

pada tiap tutur, goresan pena, hingga bulir rembi
: cita yang kupersembahkan untukmu








_____________________________________________________________________________________
puisi ini hasil kolaborasi dari :
*samalona (Juniar Hendrik William Lumankun)
*fany ijo (Fany Cahya Ning Tyas)
*noodle_cie (Yosephine Rosalina Simatupang)
*wacau (Nanta Es)
*seperlimarindu (Ria Aprilia)

for aks "gondrong" atao "sawo" atao "Mahendra Leonanda":
puisi ini sebagai doa teruntuk bunda dan keluargamu juga untukmu (semoga kamu berkenan membaca dan menerimanya).
Yang pasti, kami semua mendukungmu dan turut berdoa agar beliau di berikan kesembuhan dan di beri jalan yang terbaik. Amin

we love you full aks... *tetap bersabar, tetap semangat ^^ dan jangan lupa terus berdoa

setulus hati kami, untukmu...

1 Cuapan:

Samalona mengatakan...

semoga kepedulian kita tidak berhenti sampai di sini, kebersamaan kita langgeng.

Posting Komentar